Rasulullah saww teladan kita |
وَ إِنَّ لَكَ لَأَجْراً غَيْرَ مَمْنُونٍ. وَ إِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظيمٍ
“sesungguhnya kamu benar-benar memperoleh pahala besar yang tidak terputus, Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung” (Qs. Al-Qalam:3-4)
Imam Zamakhsyari dalam tafsirnya menyebutkan bahwa mengapa Allah memberikan pahala yang tidak terputus kepada nabi? Salah satunya adalah karena kesabaran beliau yang luar biasa, sehingga Allah memberikan pahala yang Ghairi Mamnun, atau pahala yang tidak terputus bahkan hingga hari kiamat kelak.
Lebih lanjut Imam Zamakhsyari menjelaskan bahwa pahala yang luar biasa ini diberikan Allah swt kepada Nabi Muhammad saw karena perilaku dan sikap yang ditunjukan beliau selama hidup di dunia, karena Allah swt tidak akan mungkin memberikan suatu kemuliaan yang luar biasa kepada seseorang tanpa melihat apa yang menjadikan seseorang itu mulia disisiNya.
Dalam sebuah hadis dari Sa’id bin Hisyam disebutkan bahwa ketika ia bertanya kepada Ummul Mukminin Aisyah ra tentang akhlak yang dimiliki Nabi, beliau menjawab:
فقالت : كان خلقه القرآن ، ألست تقرأ القرآن : قد أفلح المؤمنون .
“Akhlak Nabi adalah Al-Qur’an, bukankah engkau membaca Al-Qur’an, Sungguh beruntung orang-orang yang Mukmin? (itulah sikap Nabi Muhammad saw).
Penjelasan Imam Zamakhsyari ini menunjukkan kepada kita bahwa sikap kita selama hidup di dunia sangat menentukan hasil akhirat yang akan kita peroleh kemudian di hari akhirat, jika kita berakhlak baik di dunia maka akan baik pula hasil yang akan kita peroleh setelah kehidupan dunia, begitu pula sebaliknya jika kita berakhlaq yang buruk selama hidup di dunia, maka akan buruk pula hasil yang akan kita raih setelah kita meninggalkan dunia ini.
Banyak orang berkata bahwa kemuliaan yang diberikan Allah swt kepada Nabi Muhammad saw adalah kemulian yang sudah menjadi kodrat diri seorang Nabi, kemuliaan yang sudah menjadi sunnatullah seorang Nabi, karena itu kita sering mendengar orang berkata: “Saya bukan Nabi, karena itu saya tidak akan mampu melakukan ini, dan tidak akan mampu melakukan itu”.
Pandangan seperti ini menurut para ulama adalah pandangan yang kurang tepat, karena terpilihnya seorang Nabi menjadi Nabi bukanlah faktor utama yang membentuk kepribadian seorang Nabi, seorang nabi memiliki track record yang luar biasa agungnya dan luar biasa perjuangannya sebelum ia diangkat oleh Allah menjadi seorang Nabi, dan saat itu mereka adalah orang-orang biasa sebagaimana manusia lainnya, mereka berusaha untuk menjadi manusia yang baik, mereka berusaha untuk menjadi manusia yang lurus, mereka berusaha untuk mempertahankan sikap-sikap yang baik dan agung, dan itu mereka lakukan jauh sebelum mereka diangkat menjadi seorang Nabi.
Berapa banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang menerangkan bahwa para Nabi adalah manusia biasa sebelumnya yang karena usaha mereka untuk menjadi manusia yang sesungguhnya, mereka menjadi orang pilihan Allah swt, padahal saat itu mereka tidak tahu menahu akan diangkat oleh Allah sebagai seorang Nabi, Al-Qur’an mengutip perkataan mereka:
قالَتْ لَهُمْ رُسُلُهُمْ إِنْ نَحْنُ إِلاَّ بَشَرٌ مِثْلُكُمْ
Rasul-rasul mereka berkata kepada mereka, "Kami tidak lain hanyalah manusia seperti kamu (Qs. Ibrahim: 11)
قُلْ إِنَّما أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ
Katakanlah, "Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu (Kahfi 110)
Ini menunjukkan bahwa sikap dan prilaku seorang Nabi bukan suatu yang mustahil untuk kita lakukan dan contohi dalam kehidupan kita sehari-hari, jika Nabi Muhammad saw dalam kehidupannya adalah seorang yang jujur, maka bukan mustahil kita dapat pula berlaku jujur dalam kehidupan kita, jika Nabi adalah seorang yang sabar, maka bukan mustahil pula kita dapat bersabar dalam kehidupan kita, menjaga hubungan baik silahturahmi, menyantuni orang-orang yang tidak mampu, ikut berempati atas duka saudara semuslim lainnya, dll demikianlah seterusnya dengan sikap-sikap terpuji Nabi lainnya yang patut menjadi contoh dan suri tauladan bagi kita semua dalam menjalani kehidupan di dunia ini.
Allah swt dalam Al-Qur’an berfirman:
لَقَدْ كانَ لَكُمْ في رَسُولِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كانَ يَرْجُوا اللهَ وَ الْيَوْمَ الْآخِرَ وَ ذَكَرَ اللهَ كَثيراً
Sesungguhnya pada (diri) Rasulullah itu terdapat suri teladan yang baik bagimu; (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah (Qs. Al-Ahzab: 21)
Mudah-mudahan melaui tulisan yang singkat ini kita dapat meneladani sikap-sikap terpuji Rasulullah saw dengan mendalami peri kehidupan beliau yang tercatat dalam banyak sejarah dan sirah Nabawiyah yang dengan bantuan teknologi seperti sekarang ini sangat mudah bagi kita untuk mendapatkannya, dan mudah-mudahan pula kita menjadi orang yang mendapatkan pahala yang Ghairi Mamnun (yaitu pahala yang tidak terputus) dari Allah swt sejak kita hidup di dunia sampai ajal menjemput kita untuk kehidupan berikutnya, amin ya robbal alamin.[]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan komentar konstruktif dengan bahasa yang sopan dan bijak, terimakasih