30 Desember 2007

Menuntut Ilmu

gerbang masuk salah satu universitas di Iran


Kisah Imam Syafi'i yang diusir oleh ibunya karena pulang sebelum selesai kuliah sudah sering dengar, pengusiran tersebut membuat sang Imam sadar akan tugas utamanya, yaitu menuntut ilmu. dia sadar bahwa dia adalah termasuk tentara Allah dalam bidang pengetahuan yang menjadi motor penggerak kemajuan dan kemunduran umat, dan ternyata sang imam telah membuktikannya, dia menjadi rujukan ummat bahkan hingga dia tak bernyawa lagi, membuktikan betapa tindakan sang ibu mengusirnya untuk menyelesaikan pendidikan lebih dahulu bukan tindakan yang salah.

Beliau sendiri juga tahu bahwa yang paling merindukannya adalah sang Ibu, namun begitu melihat keimanan sang Ibu, beliau pun bertambah keyakinan untuk dab giat untuk kemudian menggali pengetahuan lebih dalam hingga menjadikannya menjadi sebuah mazhab dalam Islam.

Menuntut ilmu merupakan salah satu jihad dalam islam, beda dengan pemahaman yang mengatakan bahwa jihad hanya di medan perang, menuntut ilmu adalah berjihad memerangi kebodohan dalam beragama.
Demikian sentralnya masalah ini dalam islam sehingga Allah mengingatkan agar kaum muslim jangan semuanya menjadi prajurit keamanan --dalam tren modern mungkin dapat diartikan seperti pegawai pemerintahan--, menuntut ilmu adalah bagian dari perang yang kedudukannya dilebihkan Allah beberapa derajat lebih mulia bahkan dari seorang abid sekalipun.

Hal ini cukup beralasan mengingat cobaan yang bakal dilalui seorang penuntut ilmu lebih besar, sebut saja beberapa faktor fitri manusia seperti rasa tak sabar, kerinduan, ketelitian, butuh waktu yang lama, kegigihan yang kuat dan kesabaran yang tinggi yang berdaya seperti memakan secara perlahan, hal ini juga pernah diucapkan oleh salah seorang sahabat yang memulainya dengan ucapan "akhi!! lan tanalul ilma illa bisittah"..dst .

Urgensi upaya ini muncul kepermukaan ketika seorang penuntut ilmu dituntut mengaplikasikan ilmu yang telah dicapainya ketika berada pada posisi ulama ditengah masyarakat dimana tergabung semua elemen baik rakyat sipil ataupun pemerintah menerima arahannya.

nah.. ketika seorang penuntut ilmu tidak sunngguh-sungguh menuntut ilmu, ataupun dalam upayanya terdapat kecacatan dalam pembelajarannya, maka saat dia menjadi rujukan masyarakat tentu akan berdampak secara global bagi kaum muslimin secara keseluruhan, melihat hal ini wajar jika Nabi SAW mewanti kita "rusaknya masayarakat karena rusaknya ulama"... silahkan pembaca melihat keadaan saat ini dengan membandingkan ulama dan kelompok masyarakat yang berada dibawah asuhannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan komentar konstruktif dengan bahasa yang sopan dan bijak, terimakasih